Pages

Sabtu, 22 Juni 2013

NamaKU Nama Pasaran



L
ima belas tahun lebih sudah aku berada di bumi pertiwi indah ini. Hidup di keluarga yang harmonis, dengan kedua orangtua yang baik dan kedua kakak yang sedikit menyebalkan. Harmoni angin dengan cahaya matahari yang redup menandakan waktu itu sore hari. Burung-burung terbang kesana kemari, tuk mencari makan. Sedangkan disana aku sendirian berpetualang dengan imajinasi lamunanku. Memikirkan hal yang aneh bahkan sepele. Tak banyak orang lain memikirkan hal ini, bahkan jarang dan banyak yang tidak mau tahu. Tapi dari sini aku sangat ingin tahu. Ingin tahu “Ada apa dengan namaku ini?”
Tiap kali terbesit di benakku, apa enaknya ya punya nama pasaran? Maksudnya nama yang banyak dipakai oleh orang lain. Namaku mungkin termasuk nama pasaran.  Ada di mana-mana.  Menjadi apa saja. Dari nama bumbu, nama kulkas, nama warung makan pinggiran, nama sekolah juga ada, nama rumah sakit apalagi, pernah aku temuin pula tertulis di truk, bahkan ada juga nama tari. Segalanya nama memakai nama Salsa.
Salsa, Salsa dan Salsa. Sangat familiar untuk didengar. Aduhai…  mengapa ya ayah umi beri aku nama Salsa, nama pasaran, nama yang ada dimana-mana, dan selalu ada? Sedangkan kakak-kakakku namanya jarang banget yang memakainya. Bahkan nama kakakku itu sangat bagus bila di dengar. Apalagi kalau namanya di plesetkan tidak meninggalkan keterburukan. Eits, tak boleh menyalahkan orang tua, toh nama itu adalah sebuah doa. Tak boleh berprasangka seperti itu.
Dari kecil sampai sekarang SMA selalu ada nama yang sama dengan namaku. Apakah itu kebetulan? Tapi yang jelas aku sangat percaya itulah Kuasa Tuhan.  Acapkali, pernah namaku jadi bahan candaan. Bahkan juga namaku ini menjadi bahan olok-olokan. Sakit sih rasanya di dalam hati, tapi sabar tetep selalu di hati seperti kata orang kalau orang sabar itu di sayang Tuhan. Siapa sih yang nggak mau di sayang Tuhan?
Pernah dulu,  ketika aku masih duduk di bangku kelas 4 SD. Waktu itu ada lomba memperingati tahun baru hijriyah di sekolah. Sebagai murid yang polos nggak tau apa-apa, aku hanya diam ketika wali kelasku menawarkan siapa yang mau partisipasi ikut lomba itu. Awalnya sih ogah-ogahan ikut, tapi hampir teman sekelasku mengikuti lomba membaca qiro’.
Keesokan harinya, lomba di mulai. Nah, cabang lomba baca qiro’ di tempatkan di musholla, yang sekarang telah di sulap menjadi sebuah bangunan suci yang megah, yaitu masjid At Taqwa. ‘aku terdaftar di checklist peserta qori’?’ aku kaget dengan kenyataan itu. Siapa yang mendaftarkanku..? aku merasa tak siap karena kondisiku yang sedang flu dan aku terkena alergi yang gara-gara cuaca yang tidak menentu .
Aku lari ke dalam kelasku, seseorang senyum padaku.
“kenapa kamu senyum-senyum? Ada yang lucu sama aku?” tanyaku jengkel karena berita lomba yang mengagetkanku itu.
“maaf ya, aku terpaksa mendaftarkanmu, aku tau kamu bisa dan akan berhasil, mereka bukan sainganmu”. Ucapnya optimis meyakinkanku.
“dari mana dia tau kalau aku biasa qori’ di rumah?” batinku.
“udah, cepet ke masjid, takutnya nanti telat. Ayo aku antar”. Tawarnya
“iya, udah makasih. Aku ke sana sendiri aja.” Jawabku datar.
Ada seorang kakak kelasku yang sedari pagi menyaksikan perlombaan di masjid menunggu ku memasuki masjid. Aku di luar masjid, tak berani melangkahkan kaki mungilku menginjakkan ke dalam.
“Sal, ayo masuk”. Ucapnya setelah menyadari ada aku di luar. Lalu aku duduk di belakang kakak itu, aku gemetar tak karuan.
“peserta terakhir, SALSABILA FAJARWATI. Putri bapak Hamid”.
Namaku di sebut lengkap dengan wali ku yang menjadi motivatorku melakukan segala apapun yang baik. Karena kebetulan ayahku adalah komite SDku ini, jadi tak heran bila semua guru mengenali ayahandaku.           
“A’uudzubillaahiminasyyaithoonirrojim…”.
Aku mulai membuka ayatku dengan ta’awudz. bayyati nada qoror. Aku mulai terganggu dengan flu yang dari tadi menemaniku. Tapi dengan keyakinan dan optimisme, aku melanjutkan suaraku. Jlegg!!! jawabbul jawab!! mampukah aku…? aku mulai mengeluh, namun tak pernah ada yang tahu kecuali Allah yang maha tau akan isi hati hambaNya. Aku memintaNya menjaga suaraku, agar aku bisa melanjutkan surahku.
Aku melirik juri yang ada di depanku manggut-manggut. ‘pertanda apa ini Ya Rabb…?’ perasaan senang tak karuan menggoncangkan hatiku, membuat kepalaku terasa panas dan berat. Tanganku tiba-tiba terasa dingin.
Perlombaan selesai, pengumuman juara diumumkan di hari Sabtu saat jalan sehat. Saat itu, untungnya aku sudah sembuh dari flu dan alergi. Jadinya aku bisa mengikuti jalan sehat itu. Diperjalanan aku bertemu dengan temanku yang bernama Izza. Dia menyapaku dan kami pun berjalan beriringan. Di sela pembicaraan, dia bilang kepadaku kalau dia sangat mengharapkan juara lomba qiro’. Aku hanya menanggapi biasa saja, dan hanya meng-amini saja.
Jalan sehat telah usai, semua orang pada beristirahat di tempat perteduhan. Begitu pula denganku, aku beristirahat berkumpul bersama teman-temanku, Izza juga. Kami saling bercanda, sambil mendengar nomor perundian doorprize. Di sela-sela itu, akhirnya diumumkan juara lomba membaca qori’. Entah kenapa, saat itu aku merasa deg-degan. Berharap agar aku juaranya.
Duuuh… Dag dig dug rasanya. Membayangkan aku maju dengan PDnya mengambil hadiah itu. Tapi… Apa iya?, aku akan maju? sedangkan masih banyak peserta lain yang lebih baik dariku? Izza apalagi?
“juara 1 membaca qiro’ di raih oleh…”.
Suara ibu Nur yang memberi pengumuman itu dengan semangat. Duuuhh… lama banget sih.. gerutuku. Akhirnya di bacakan juaranya.
“SALSABILA.”
 Dalam hati, aku bingung Salsabila siapa? Karena nama Salsabila di sekolahku saat itu ada 2 anak. Saat itu, Salsabila (bukan aku) langsung maju ke atas panggung dengan sombongnya. Dia begitu senangnya. Dalam hati aku sedih, tapi tak apalah mungkin aku belum beruntung.
 Tapi tiba-tiba, bu Nur membenarkan dan mengulangi nama juaranya. Dan beliau berkata “Pemenangya adalah…. Salsabila Fajarwati”. Aku kaget, bahkan nggak nyangka kalau aku juaranya. Subhanallah… Maha besar Engkau Ya Rabb… Alhamdulillah. Aku mengucapkan syukur yang tak habis habis nya. Ini kali pertamaku mendapatkannya. Aku melihat Salsabila (bukan aku) dia merasa malu dan sedih kalau dia bukan juaranya.
Silakan maju ke depan mengambil kenang kenangan. Suara tepuk tangan riuh mengiringi langkahku menuju ke atas panggung. Saat menuju panggung, aku mendekati Salsabila (bukan aku)  dan menepuk punggungnya dan kubisiki dia “Jangan bersedih gitu, masih ada banyak kesempatan kok”. Dia senyum kepadaku. Saat itu juga aku melihat Izza, dia terlihat sinis begitu mendengar kalau aku juaranya. Aku merasa tak enak hati dengan dia, tapi bagaimana lagi.
Gara-gara nama, nama lagi nama lagi. Segitu pasarannya namaku ini hingga tak bisa membedakan satu dengan yang lainnya. Hingga juara saja, bingung mana pemenangnya. Tapi dari sini aku lebih mengerti untuk tetap rendah hati.  
Kembali lagi dengan masalah nama pasaranku ini. Di saat pergantian hari, menandakan itu waktu maghrib. Lagi-lagi itu terjadi hari Sabtu. Seperti biasa aku melaksanakan shalat wajib 3 rakaat. Aku ambil wudhu, lalu segera mendirikan shalat di kamar. Allahu Akbar.. takbiratul ihram pertama aku ucapkan. Sesampai usai lalu aku berdo’a. Ini aku lakukan seringkali, bahkan jarang kalau tidak pernah dilakukan.  Selepas itu aku membukan ayat suci-Nya yang Karim. Tanganku tanpa sengaja langsung membukan surah Al Insaan. Aku baca ayat demi ayat hingga surah itu selesai. Lalu aku memahami isi dari surah tersebut. Pertama, memahaminya aku tertegun ada namaku di dalam surah itu. Aku pahami dan cermati. Kubaca berulangkali bahkan 3 kali aku membacanya. 
Pada ayat 17-18 tertulis “Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil”  hmm.. menetes air mata ini. Tak kusangka kalau namaku disusun sedemikian indahnya. Dan betapa anehnya segala perilaku yang tercantum dalam surah tersebut aku miliki. Tak kusangka, aku merasa dituntun oleh Sang Pencipta dituntun menjadi manusia yang sholehah. Aamiin. Betapa keagungan Sang Pencipta, hati ini tak bisa berbicara lagi. Sudah sangat jelas amat sangat jelas. Dibalik namaku ini ternyata ada hikmah yang mendalam.
Nama pasaranku ini sekarang bukan lagi nama yang gampangan aja, tetapi nama yang indah artinya. Bahkan di dalam al qur’an ada namaku. Dulu boleh jadi menyesal bahkan sebal dengan nama pasaran ini, tapi untuk sekarang dan selanjutnya mungkin harus berpikir berulangkali untuk menyesal. Karena orangtua selalu mengharapkan suatu yang baik terhadap anaknya.

Laporan Percobaan Daya Hantar Listrik Larutan



I. Judul : Identifikasi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
II. Tujuan Kegiatan :
Setelah melakukan eksperimen ini, peserta didik diharapkan :
a) Terampil merangkai alat uji daya hantar listrik larutan.
b) Dapat mengamati gejala – gejala hantaran listrik pada beberapa larutan.
c) Dapat membedakan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.
d) Dapat menjelaskan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit
IV. Rancangan Percobaan :
a. Alat dan Bahan :
Alat :
· Batu baterai 9 volt
· Kabel
· Gelas Kimia
· Bola Lampu
· Elektroda karbon
· Kertas tisu
Bahan :
· Larutan garam dapur (NaCl) secukupnya
· Larutan asam cuka (CH3COOH) secukupnya
· Larutan asam klorida (HCl) secukupnya
· Larutan natrium hidroksida (NaOH) secukupnya
· Air sumur / kran (H2O) secukupnya
· Larutan gula (C12H22O11) secukupnya
· Larutan asam sulfat (H2SO4) secukupnya
· Larutan alcohol 70% secukupnya
· Air jeruk secukupnya
· Kalium Klorida secukupnya
· Air sabun secukupnya
· Pocari sweat secukupnya
· Larutan NH3
V. Data Pengamatan dan Kesimpulan :
NO
LARUTAN
NYALA LAMPU
( terang, redup, tidak menyala )
GELEMBUNG UDARA
(tidak, banyak, sedikit )
1
NaCl
Terang
Banyak
2
CH3COOH
Tidak menyala
Banyak
3
HCl
Terang
Banyak
4
NaOH
Terang
Banyak
5
C12H22O11
Tidak menyala
Tidak
6
H2O
Tidak menyala
Tidak
7
Larutan Alcohol 70%
Tidak menyala
Tidak
8
CO(NH2)2
Tidak menyala
Tidak
9
H2SO4
Terang
Banyak
10
NH3
Tidak menyala
Sedikit
VI. Hasil Diskusi :
1) Gejala yang menunjukkan terjadinya hantaran listrik adalah gelembung yang muncul dari larutan, ataupun nyala lampu yang dirangkai dalam percobaan. Jika lampu menyala (terang/redup) atau tak menyala dan ada gelembung (banyak/sedikit) maka terjadi hantaran. Sebaliknya jika tak ada gelembung atau nyala lampu maka tak terjadi hantaran.
2) Data larutan yang termasuk elektrolit dan non-elektrolit
NO
LARUTAN
Elektrolit / Non – Elektrolit
1
NaCl
Elektrolit
2
CH3COOH
Elektrolit
3
HCl
Elektrolit
4
NaOH
Elektrolit
5
C12H22O11
Non – Elektrolit
6
H2O
Non – Elektrolit
7
Larutan Alcohol 70%
Non - Elektrolit    
8
CO(NH2)2
Non - Elektrolit
9
H2SO4
Elektrolit
10
NH3
Elektrolit
3) Data larutan yang termasuk elektrolit kuat dan lemah
NO
LARUTAN
Elektrolit Kuat/Lemah
1
NaCl
Elektrolit kuat
2
CH3COOH
Elektrolit lemah
3
HCl
Elektrolit kuat
4
NaOH
Elektrolit kuat
5
H2SO4
Elektrolit kuat
6
NH3
Elektrolit lemah
4) Data larutan yang termasuk ion dan kovalen
NO
LARUTAN
Ion / Kovalen
1
NaCl
Ion
2
CH3COOH
Kovalen
3
HCl
Kovalen
4
NaOH
Ion
5
C12H22O11
Kovalen
6
H2O
Kovalen
7
Larutan Alcohol 70%
Kovalen
8
CO(NH2)2
Ion
9
H2SO4
Kovalen
10
NH3
Kovalen
5) Larutan elektrolit dapat mengahntarkan listrik karena molekul – molekul dari larutan tersebut dapat terionisasi.
6) Reaksi ionisasi dari :
No
Reaksi Ionisasi
1
NaCl Na+ + Cl-
2
CH3COOH H+ + CH3COO-
3
HCl H+ + Cl-
4
NaOH Na+ + OH-
5
NH3 N3- + H3